bacalah hikayat berikut ini kemudian tuliskan isi cerita hikayat tersebut dalam bentuk cerpen
1. bacalah hikayat berikut ini kemudian tuliskan isi cerita hikayat tersebut dalam bentuk cerpen
Pada suatu hiduplah sepasang suami-isteri miskin yang berkeliling negara untuk mencari nafkah. Mereka tiba di negara antah-berantah yang dipimpin oleh Maharaja Indera Dewa. Kekayaan yang dimilikinya tak terkira, hingga membuat raja-raja manapun takluk padanya.
Suatu saat sepasang suami-isteri itu datang ke kerajaan tersebut saat semuanya datang menghadap raja. Melihat hal tersebut, membuat orang banyak mengolok-oloknya dan melempari mereka batu. Tubuh sepasang suami-isteri itupun berlumur darah, sehingga menyebabkan kericuhan. Mendengar hal itu, sang raja berkata "Apakah yang gempar diluar situ?". "Ya tuanku syah alam; orang melempar si miskin tuanku" ujar raja-raja itu. "Suruh usir jauh-jauh" perintah sang baginda. Sepasang suami-isteri tersebut diusir hingga ke tepi hutan. Setelahnya, semuanya kembali pulang.
Saat malam si miskin tidur, dan kembali mencari rezeki dalam negeri tadi pada waktu siang. Setiap orang yang melihatnya akan memukulnya dengan kayu dan melempari batu. Si miskin selalu kembali dengan badan berlumur darah dan rasa lapar.
2. tugas 2 bacalah hikayat berikut ini kemudian tuliskan isi cerita hikayat tersebut ke dalam bentuk cerpen
hikayatnya mana tambahkan dulu baru ntar bisa jawab
3. Menceritakan kembali isi hikayat dalam bentuk cerpen .
-mencari hikayat yang akan baca.
-membaca seluruh isi hikayat.
-memahami isi yang ada di dalam hikayat.
-mencatat nilai nilai di dalam hikayat.
-menyusun kembali dengan memperhatikan isi dan nilai yang ada di dalamnya.
Penjelasan:
semoga membantu:D maaf ya kalo salah;)
4. carilah sebuah cerita hikayat,kemudian ubahlah cerita hikayat tersebut kedalam cerpen!
Ini adalah kisah yang dialami oleh istri tetanggaku sebut saja namanya keke. Dia baru beberapa bulan tinggal di desaku. Langsung aja ke ceritanya. Hari itu tepatnya malam pada tanggal 1 suro atau tahun baru islam. Setiap tanggal 1 suro di pesarehan gunung kawi tepatnya di kecamatan Wonosari, Malang, Jawa Timur selalu diadakan grebeg 1 suro. Seluruh warga berbondong-bondong untuk menyaksikan arak-arakan tumpeng maupun sesajen.
Hari itu aku bangun pagi sekali, kuselesaikan seluruh pekerjaan rumahku. Karena hari ini suamiku akan mengajak aku melihat grebeg 1 suro di pesarehan gunung kawi yang belum pernah aku saksikan sebelumnya. Pada pukul 11 tepat aku dan suamiku berangkat ke gunung kawi untuk menyaksikan arak-arakan tumpeng, sesaji, dan juga tidak lupa ogoh-ogoh/sangkakala perwujudan buto/raksasa yang jahat menurut suamiku. Tapi ditengah jalan aku ditanya oleh seorang ibu. Dia melarangku melihat grebeg 1 suro.
Ibu : “Kate nandi nduk? (mau kemana nak?)”.
Aku: “Badhe ningali suroan buk (mau lihat suroan buk)”.
Ibu: “lho meteng gede kok te ndlok suroan yo ora ilok to nduk (lho hamil besar kok mau lihat suroan ya pamali nak)”.
Aku: “Mboten nopo-nopo buk (gak apa-apa buk)”.
Ibu : “Yo wes sak karepmu nduk mugo-mugo slamet kowe lan jabang bayimu (iya sudah terserahmu nak, semoga selamat kamu dan janinmu)”.
Ya, pada saat itu aku tengah hamil 7 bulan. Tak kuhiraukan omongan ibu-ibu tadi. “Ah cuma mitos orang tua saja” pikirku. Aku dan suami masih tetap melanjutkan perjalanan kami. Setelah 1 jam akhirnya sampai karena jalannya macet jadi agak lama sampainya. Ternyata arak-arakannya baru dimulai. Acaranya sangat meriah, ada yang membawa ogoh-ogoh sangkakala, buto ijo dan lain-lain, ada juga barongsai.
Aku sangat menikmati acara itu. Akhirnya sampai pada acara terakhir yaitu pembakaran sangkakala sebagai perwujudan pemusnahan angkara murka di dunia ini. Setelah itu aku dan suamiku pulang. Tidak ada yang terjadi padaku sampai malam tiba. Aku pun tertidur dengan nyenyak. Ketika bangun tidur pada pagi hari aku elus-elus perutku seperti kebiasaan ibu-ibu hamil.
Astaga! Kenapa perutku kempes pikirku. Lalu aku coba untuk merabanya lagi. Ternyata benar perutku kempes. Kemana janinku? Setelah itu aku dan suamiku segera periksa ke bidan. Dan alangkah terkejutnya aku, ketika bidan berkata bahwa aku tidak hamil. Dan janinku hilang entah kemana. Kemudian kami pulang dan ada tetanggaku yang memberi tahu bahwa wanita hamil tidak boleh melihat acara 1 suro karena konon mitosnya janin akan dimakan oleh sangkakala.
Summary : paragraf 1
5. Ceritakan kembali isi hikayat si miskin ke bentuk cerpen ?
Suatu hari Mara Karmah berjalan bersama saudaranya, namun saudaranya Puteri Nila Kesuma menangis ingin minum susu, Mara Karmah pun ikut menangis sambil menenangkan adiknya. Kemudian Mara Karmah memberi adiknya sepotong ketupat yang telah dipotongnya menjadi dua. Maka Putri Nila Kesuma berhenti menangis. Selama perjalanan tujuh hari tujuh malam, tujuh ketupat yang dimiliki dua bersaudara itu habis sebab Mara Karmah memberikan setengah potong ketupat pada malam hari dan setengah potongnya diberikan pada pagi hari kepada adiknya. Setelah ketupat itu habis, Puteri Nila Kesuma menangis karena ingin makan. Mara Karmah pun mencari makanan di hutan dan memberikannya kepada adiknya. Dan saat dia menemukan air, dia memandikan adiknya.
Selama beberapa hari berjalan, ia melewati gunung yang tinggi, padang rumput dan laut yang merupakan tempat tinggal dewa-dewa. Ia juga bertemu dengan binatang buas, seperti ular naga buta raksasa. Mereka semua memberikan kesaktian pada Mara Karmah. Dan Ia pun bertemu dengan bukit berjentera, tempat raja-raja dan dewa bertapa. Sedangkan, jika Mara Karmah bertemu dengan raja-raja itu, maka Puteri Nila Kesuma ia sembunyikan.
Beberapa hari berjalan, sampailah ia di sebuah pohon beringin yang besar dan air yang mengalir dari atas gunung. Di sanalah ia memandikan adiknya. Tiba-tiba ada seekor burung terbang di atas kepalanya, lalu Puteri Nila Kesuma menangis karena ingin burung itu. Maka Mara Karmah pun melompat, menangkap burung itu. Kemudian diberikannya kepada adiknya. Puteri Nila Kesuma meminta burung ini untuk dimakan. Mara Karmah berkata kepada adiknya untuk bersabar dan menunggunya, sebab ia akan mencari api. Mara Karmah pun berjalan menuju sebuah dusun. Di dusun itu, ia melihat kebun yang banyak tanamannya. Ia berkeliling sambil menunggu orang yang punya kebun itu. Tiba-tiba orang yang punya kebun itu menuduh Mara Karmah bahwa Mara Karmah yang mencuri tanamannya selama ini. Tetapi Mara Karmah menyangkalnya bahwa bukan dia lah yang mencuri tanamannya melainkan dia hanyalah orang miskin yang ingin meminta api. Orang dusun tetap tidak percaya. Ia menampar dan memukul Mara Karmah sembari mengatakan bahwa itu lah akibatnya orang yang telah menganiayanya. Mendengar perkataan orang dusun itu, Mara Karmah teringat pada adiknya bahwa dia tidak akan bertemu dengan adiknya karena mati dianiaya. Dan ia pun menangis. Melihat tubuh Mara Karmah yang bengkak-bengkak dan berlumur darah, orang dusun itu menyangka bahwa Mara Karma telah meninggal. Kemudian ia mengikat bahu sampai kaki Mara Karmah dengan tali seperti orang mengikat lepat. Setelah itu ia membuangnya ke laut.
6. ceritakan kembali hikayat tersebut dalam bentuk cerpen
Jawaban:
1.meringkas atau membuat sinopsis sebuah penggalan hikayat
2.mendaftar konflik konflik antartokoh dalam penggalan hikayat tersebut
3.mengembangkan pilihan konflik tersebut menjadi cerita pendek.
semoga jawabannya benar.
7. Menceritakan kembali isi hikayat ke dalam bentuk cerpen
-mencari hikayat yang akan baca
-membaca seluruh isi hikayat
-memahami isi yang ada didalam hikayat
-mencatat nilai nilai di dalam hikayat
- menyusun kembali dengan memperhatikan isi dan nilai yang ada didalamnya
8. Menceritakan kembali iai hikayat "hikayat bunga kemuning" kedalam bentuk cerpen
Cerpen hikayat bunga kemuning
Hikayat Bunga Kemuning
Dahulu kala, ada seorang anak raja yang memiliki 10 orang putri yang dia beri nama dengan berbagai nama-nama warna. Istri sang raja sendiri telah lama meninggal usai melahirkan anak bungsu mereka, Putri Kuning. Berbeda dengan anak-anaknya yang lain, Putri Kuning ini mempunyai perilaku yang amat baik, tidak seperti kaka-kaknya yang bandel dan manja.
Suatu hari, sang rasa hendak pergi ke suatu tempat untuk suatu keperluan. Ke-9 putri-putrinya meminta dibawakn oleh-oleh yang mewah dari sang raja. Sementara itu, Putri Kuning tidak meminta apa pun, dan hanya berharap supaya sang raja pulang dengan selamat.
Singkat kata, sang raja pulang membawa oleh-oleh. Namun, oleh-oleh tersebut tidak diberikan untuk ke-9 putrinya, melainkan kepada Putri Kuning Seorang. Putri Hijau dan saudara-saudara Putri Kuning lainnya cemburu dan berniat untuk memberi pelajaran kepada adik mereka.
Tanpa sepengetahuan sang raja, Putri Kuning dipukul oleh kakak-kakaknya hingga meninggal dan dikuburkan di suatu tempat yang tak jauh dari istana. Mengetahui anaknya menghilang, sang raja pun mencari-cari putri bungsunya, namun tak jua ditemukan.
Suatu ketika, sang raja melihat sebuah bunga berwarna kuning yang tumbuh di sebuah tanah. Ternyata, tanah tersebut adalah kuburan dari anak bungsu sang raja. Melihat bunga itu, sang raja pun lantas menamainya dengan bunga kemuning.
9. tuliskan hal yang perlu diperhatikan ketika mengubah isi cerita hikayat ke dalam cerpen
1. Pilih hikayat yang kamu inginkan, lalu baca dan pahami isinya.
2. Ringkaslah atau buatlah sinopsis penggalan hikayat tersebut.
3. Buat daftarlah konflik antartokoh dalam penggalan hikayat itu.
4. Pilih konflik yang menarik (mengesankan) berdasarkan data konflik yang kamu buat.
5. Kembangkan pilihan konflik tersebut menjadi cerita pendek.
10. carilah sebuah cerita hikayat, kemudian ubahlah cerita hikayat tersebut kedalam bentuk cerpen!
Pada zaman dahulu, tersebutlah ada seorang kakek yang cukup disegani. Ia dikenal takut kepada Allah, gandrung pada kebenaran, beribadah wajib setiap waktu, menjaga salat lima waktu dan selalu mengusahakan membaca Al-Qur’an pagi dan petang. Selain dikenal alim dan taat, ia juga terkenal berotot kuat dan berotak encer. Ia punya banyak hal yang menyebabkannya tetap mampu menjaga potensi itu.
Suatu hari, ia sedang duduk di tempat kerjanya sembari menghisap rokok dengan nikmatnya. Tangan kanannya memegang tasbih yang senantiasa berputar setiap waktu di tangannya. Tiba-tiba seekor ular besar menghampirinya dengan tergopoh-gopoh. Rupanya, ular itu sedang mencoba menghindar dari kejaran seorang laki-laki yang (kemudian datang menyusulnya) membawa tongkat.
“Kek,” panggil ular itu benar-benar memelas, “kakek kan terkenal suka menolong. Tolonglah saya, selamatkanlah saya agar tidak dibunuh oleh laki-laki yang sedang mengejar saya itu. Ia pasti membunuh saya begitu berhasil menangkap saya. Tentunya, kamu baik sekali jika mau membuka mulut lebar-lebar supaya saya dapat bersembunyi di dalamnya. Demi Allah dan demi ayah kakek, saya mohon, kabulkanlah permintaan saya ini.”
“Ulangi sumpahmu sekali lagi,” pinta si kakek. “Takutnya, setelah mulutku kubuka, kamu masuk ke dalamnya dan selamat, budi baikku kamu balas dengan keculasan. Setelah selamat, jangan-jangan kamu malah mencelakai saya.”
Ular mengucapkan sumpah atas nama Allah bahwa ia takkan melakukan itu sekali lagi. Usai ular mengucapkan sumpahnya, kakek pun membuka mulutnya sekira-kira dapat untuk ular itu masuk.Sejurus kemudian, datanglah seorang pria dengan tongkat di tangan. Ia menanyakan keberadaan ular yang hendak dibunuhnya itu. Kakek mengaku bahwa ia tak melihat ular yang ditanyakannya dan tak tahu di mana ular itu berada. Tak berhasil menemukan apa yang dicarinya, pria itu pun pergi.Setelah pria itu berada agak jauh, kakek lalu berbicara kepada ular
“Kini, kamu aman. Keluarlah dari mulutku, agar aku dapat pergi sekarang.”
Ular itu hanya menyembulkan kepalanya sedikit, lalu berujar
“Hmm, kamu mengira sudah mengenal lingkunganmu dengan baik, bisa membedakan mana orang jahat dan mana orang baik, mana yang berbahaya bagimu dan mana yang berguna. Padahal, kamu tak tahu apa-apa. Kamu bahkan tak bisa membedakan antara makhluk hidup dan benda mati.Buktinya kamu biarkan saja musuhmu masuk ke mulutmu, padahal semua orang tahu bahwa ia ingin membunuhmu setiap ada kesempatan. Sekarang kuberi kamu dua pilihan, terserah kamu memilih yang mana; mau kumakan hatimu atau kumakan jantungmu? Kedua-duanya sama-sama membuatmu sekarat.” Kontan ular itu mengancam.
“La haula wa la quwwata illa billahi al`aliyyi al-`azhim [tiada daya dan kekuatan kecuali bersama Allah yang Maha Tinggi dan Agung] ,bukankah aku telah menyelamatkanmu, tetapi sekarang aku pula yang hendak kamu bunuh? Terserah kepada Allah Yang Esa sajalah. Dia cukup bagiku, sebagai penolong terbaik.” Sejurus kemudian kakek itu tampak terpaku, shok dengan kejadian yang tak pernah ia duga sebelumnya, perbuatan baiknya berbuah penyesalan.
Kakek itu akhirnya kembali bersuara,
“Sebejat apapun kamu, tentu kamu belum lupa pada sambutanku yang bersahabat. Sebelum kamu benar-benar membunuhku, izinkan aku pergi ke suatu tempat yang lapang. Di sana ada sebatang pohon tempatku biasa berteduh. Aku ingin mati di sana supaya jauh dari keluargaku.”Ular mengabulkan permintaannya. Namun, di dalam hatinya, orang tua itu berharap,“Oh, andai Tuhan mengirim orang pandai yang dapat mengeluarkan ular jahat ini dan menyelamatkanku.”
Setelah sampai dan bernaung di bawah pohon yang dituju, ia berujar pada sang ular:
“Sekarang, silakan lakukanlah keinginanmu. Laksanakanlah rencanamu. Bunuhlah aku seperti yang kamu inginkan.”
Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang mengalun merdu tertuju padanya,
“Wahai Kakek yang baik budi, penyantun dan pemurah. Wahai orang yang baik rekam jejaknya, ketulusan dan niat hatimu yang suci telah menyebabkan musuhmu dapat masuk ke dalam tubuhmu, sedangkan kamu tak punya cara untuk mengeluarkannya kembali. Cobalah engkau pandang pohon ini. Ambil daunnnya beberapa lembar lalu makan. Moga Allah sentiasa membantumu.”
Anjuran itu kemudian ia amalkan dengan baik sehingga ketika keluar dari mulutnya ular itu telah menjadi bangkai. Maka bebas dan selamatlah kakek itu dari bahaya musuh yang mengancam hidupnya. Kakek itu girang bukan main sehingga berujar,
“Suara siapakah yang tadi saya dengar sehingga saya dapat selamat?”
Suara itu menyahut bahwa dia adalah seorang penolong bagi setiap pelaku kebajikan dan berhati mulia. Suara itu berujar,
“Saya tahu kamu dizalimi, maka atas izin Zat Yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri (Allah) saya datang menyelamatkanmu.”
Kakek bersujud seketika, tanda syukurnya kepada Tuhan yang telah memberi pertolongan dengan mengirimkan seorang juru penyelamat untuknya.”
11. Jawablah pertanyaanin ini dengan1. Tuliskan langkah-langkah yang harus diperhatikansebelum menceritakan isi hikayat!2. Mengapa hikayat dapat dikembangkan menjadisebuah cerpen?3. Tuliskan unsur intrinsik hikayat!
Jawaban:
1 hayati
2amati
3 janji suci
12. Menceritakan kembali isi Hikayat "Hikayat si miskin" kedalam bentuk cerpen menggunakan bahasa anda pls jawab
Jawaban:
Kerajaan Puspa Sari bertambah masyhur. Berita tentang kemasyhuran kerajaan Puspa Sari akhirnya sampai ke telinga Maharaja Indra Dewa di negri Antah Berantah dan membuatnya jadi iri dan merasa tersaingi. Ketika kemudian tersiar kabar kalau Maharaja Indra Angkasa mencari ahli nujum untuk mengetahui peruntungan nasip kedua anaknya di masa depan, Maharaja Indra Dewa memanfaatkan kesempatan baik ini. Segera ia kumpulkan semua ahli nujum, dan dihasutnya supaya mengatakan kepada Maharaja Indra Angkasa kalau kedua anaknya itu, Marakarma dan Nila Kesuma, akan mendatangkan mala petaka yang bisa menghancurkan kerajaan Puspa Sari.
Siasat licik dari Maharaja Indra Dewa berhasil. Ketika mendengar hasil ramalan dari para ahli nujum kalau kedua anaknya akan mendatangkan mala petaka bagi kerajaan Puspa Sari, Maharaja Indra Angkasa langsung marah-marah. Segera ia hampiri kedua naknya, Marakarma dan Nila Kesuma hendak dibunuhnya. Permaisuri Ratna Dewi berusaha menghalangi maksud suaminya. Sambil menangis tersedu-sedu, ia memohon kepada sang suami agar kiranya jangan sampai membunuh kedua putra tercinta. Demi melindungi kedua putra putrinya itu, permaisuri memohon dengan sangat agar kedua anak itu dikeluarkan saja dari istana. Tanpa pikir panjang lagi, baginda Maharaja Indra Angkasa langsung mengusir kedua anaknya keluar istana. Tak berapa lama setelah Marakarma dan adiknya pergi meninggalkan istana, kerajaan Puspa Sari terbakar habis. Semuanya musnah.
Penjelasan:
semoga bermanfaat
13. hal hal yang perlu diperhatikan dalam mengubah isi cerita hikayat ke dalam bentuk cerpen
1. Pilih hikayat yang kamu inginkan, lalu baca dan pahami isinya.
2. Ringkaslah atau buatlah sinopsis penggalan hikayat tersebut.
3. Buat daftarlah konflik antartokoh dalam penggalan hikayat itu.
4. Pilih konflik yang menarik (mengesankan) berdasarkan data konflik yang kamu buat.
5. Kembangkan pilihan konflik tersebut menjadi cerita pendek.
14. mengembangkan cerita hikayat ke dalam bentuk cerpen dengan memperhatikan isi dan nilai-nilai
Jawaban:
nilai nilai kebaikan dan kehidupan yang terkandung
Jawaban:
Menceritakan kembali isi Hikayat "Hikayat si miskin" kedalam bentuk cerpen
berikut ini hal yang perlu diperhatikan ketika mengubah isi cerita hiakayat ke dalam cerpen.
1. mengubah alur berbingkai menjadi alur tunggal
2. menggunakan bahasa indonesia saat ini
3. mengganakan gaya bahasa yang sesuai
4. tetap mempertahankan nilai nilai yang terkandung dalam hikayat
Ka tolong dong ubah hikayat "Hikayat si miskin" menjadi cerpen untuk referensi saya.... terima kasih :)
15. Menceritakan kembali isi Hikayat "Hikayat patani" kedalam bentuk cerpen menggunakan bahasa anda pls help
Jawaban:
Ini merupakan sebuah kisah di sebuah kerajaan bernama kerajaan Maligai yang dipimpin oleh seorang raja bernama Paya Tu Kerub Mahajana. Sang raja memiliki seorang putra bernama Paya Tu Antara. Suatu hari sang raja meninggal dan posisinya digantikan oleh anaknya, Paya Tu Antara. Kemudian Paya Tu Antara menamai dirinya dengan nama Paya Tu Naqpa.
Paya Tu Naqpa merupakan seorang raja yang gemar berburu. Suatu hari ia mendengar kabar bahwa daerah di tepi laut memiliki banyak binatang untuk diburu. Mendengar kabar itu, sang raja pun pergi berburu ke daerah tersebut dengan ditemani oleh para Hulubalangnya.